AA YKPN: Keputusan Berbasis Etika


     Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada dilema etika dan moral. Keputusan yang diambil tentunya akan berpengaruh pada banyak orang.Seorang pemimpin yang baik harus mempunyai integritas yang menjunjung tinggi nilai etika dan moral. Keputusan yang diambil pun harus mengacu pada kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya, tidak hanya untuk dirinya sendiri.
     Seperti contohnya Enron Corporation yang merupakan perusahaan energi Amerika yang berpusat di Huston, Texas, Amerika Serikat. Enron merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas, kertas, dan komunikasi. Enron menjadi sorotan masyarakat luas karena terungkap bahwa kondisi keuangan yang dilaporkan didukung oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Anderson yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas.
     Maka dari itu, pengambilan keputusan harus didasarkan dengan adanya moral serta etika karena sebuah keputusan tidak hanya akan berpengaruh pada bisnis yang bersangkutan melainkan akan berpengaruh juga pada lingkungan serta orang banyak. Sehingga dalam pengambilan  keputusan hendaknya seorang pemimpin harus berhati-hati serta menganut prinsip pengambilan keputusan berbasis etika.

Prinsip Pengambilan Keputusan Berbasis Etika
Keputusan atau tindakan bisa dikatakan etis atau benar pada saat keputusan atau tindakan tersebut sejalan dengan standar tertentu, yang mencakup:
  1. Konsekuensi dari keputusan terhadap kesejahteraan dalam kontek biaya dan manfaat → Biaya dan manfaat adalah pendekatan sistematis untuk mempertimbangkan kelemahan (biaya) dan kekuatan (manfaat). Jadi hal ini menjadi patokan pengambilan keputusan dalam hal biaya dan manfaat dari suatu bisnis. Semua pendekatan terhadap analisis ini adalah untuk  memprediksi dampak finansial dam konsekuensi bisnis. Hal ini dilakukan untuk keperluan mengembangkan bisnis atau pun perusahaan yang kuat dan sukses.
  2. Keseimbangan hak dan kewajiban → Pendekatan ini digunakan untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Hak dan kewajiban dapat diibaratkan dengan dua sisi dari uang logam. Dalam teori etika kewajiban adalah sesuatu yang menonjol, tetapi saat ini hak juga menjadi suatu hal yang penting. Kewajiban adalah bagaimana seseorang memberikan segala kemampuan yang ia punya didalam suatu bisnis atau perusahaan, dan hak adalah bagaimana seseorang mendapatkan penghargaan atas apa yang telah dilakukan seorang individu yang sepantasnya didapatkan. Oleh karena itu hak dan kewajiban menjadi hal yang sangat perlu, mengapa demikian? Karena dalam suatu bisnis atau perusahaan seorang individu tidak boleh dokorbankan demi tercapainya suatu tujuan.
  3. Keadilan → Proses pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keadilan dan implemesntasinya. Dalam suatu perusahaan tidak mudah untuk menciptakan keadilan yang sempurna, tetapi bagi seorang pemimpin atau atasan tentunya mereka harus berusaha untuk menciptakan keadilan yang ideal. Tidak ada yang diistimewakan dan tidak ada pula yang diperlakukan tidak baik. Siapapun yang ingin menyampaikan pendapatnya atau dalam hal apapun, hendaknya seorang atasan membuka lebar kesempatan untuk berpendapat dan menyampaikan aspirasinya.
  4. Keberterimaan umum dari sisi moralitas → Sebagai suatu perusahaan yang berdiri seharusnya selalu memiliki image yang baik, yaitu dengan menjunjung tinggi etika dan moral dalam setiap hal yang dilakukan. Mereka harus selalu memiliki pandangan yang baik layaknya sebuah kebiasaan yang harus dan wajib untuk dilaksanakan. Karena itu akan menjadi sumber utama sebuah perusahaan tetap berdiri dan bisa bersaing, dengan hal demikian tentunya akan banyak kepercayaan dari masyarakat umum karena image yang diberikan perusahaan selalu baik.
Pendekatan Keputusan Berbasis Etika
Pengambilan keputusan dilakukan oleh seorang atasan dalam organisasi bisnis. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Dalam mengambil keputusan dalam bisnis diperlukan pendekatan-pendekatan berbasis etika agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan nilai-nilai etika dimanapun bisnis itu berada. Pendekatan tersebut, antara lain:
➤ Pendekatan Consequentialism, Utilitarianism atau Teleology
  • Keputusan dibuat berdasarkan konsekuensi terbaik yang paling optimal ➠ Keputusan yang dibuat harus didasarkan dengan konsekuensi yang paling optimal yaitu dengan memanfaatkan segala sesuatunya dengan seefektif dan seefisien mungkin. Mengatur strategi dengan sebaik mungkin agar dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan.
  • Etika keputusan dan tindakan tergantung pada konsekuensi keputusan/tindakan dari sisi kesejahteraan, kebaikan, dan moralitas ➠Suatu keputusan tidak hanya didasarkan bagi kesejahteraan bisnis saja tetapi bagi semua yang terlibat didalamnya serta manfaatnya bagi masyarakat luas, yang tentunya selalu memperhatikan sisi etika dan moral agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
  • Tindakan yang etis adalah tindakan yang memberi kebaikan bagi banyak orang ➠ Pengambilan keputusan harus memberi manfaat yang baik, yang tentunya manfaat itu tidak hanya dirasakan oleh sebuah bisnis melainkan bagi atasan karyawan dan tentunya bagi orang banyak. Sebuah bisnis harus memberikan kebaikan dan manfaat yang maksimal bagi semua orang dari berbagai kalangan.
Pendekatan Deontologi 
     Dalam pendekatan Deontologi, etika diukur dari sisi penghargaan terhadap tugas serta hak dan keadilan dari tugas yang dilakukan. Standar modal, prinisip dan aturan tetap digunakan sebagai penuntun dalam membuat keputusan yang dipandang etis. Analisis Deontologi secara khusus termasuk perlakuan yang adil dan akan menjaga situasi untuk kepentingan pertimbangan konsekuensi yang menguntungkan untuk membenarkan tindakan ilegal atau tidak etis dalam mencapai tujuan.

Pendekatan Virtue Ethics/ Etika Kebajikan
     Etika kebajikan menekankan pada aspek motivasi dan pertimbagan moral dalam membuat pilihan keputusan dan tindakan. Dalam etika kebajikan juga terdapat 3 prinsip, yaitu antara lain:
  1. Keberanian ⇨ Suatu bisnis atau perusahaan harus mengembangkan sikap keberanian agar selalu menjadi suatu bisnis yang kokoh dan tetap tangguh dalam menghadapi bahaya yang melanda seuatu bisnis. Hal ini ditetapkan agar dalam pengambilan keputusan, menjalankan strategi itu dilaksanakan dengan penuh rasa percaya diri dan tanpa keragu-raguan. Sehingga akan mencapai tujuan seperti yang sudah ditetapkan.
  2. Kesederhanaan ⇨ Suatu bisnis selain harus memiliki keberanian juga harus memegang prinsip kesederhanaan, kesederhanaan dalam bisnis bisa dituangkan melalui ide. Jadi ide tidak melulu dengan hal yang muluk, tetapi hal sederhanapun dapat mengantarkan kesuksesan sebuah bisnis tanpa harus melibatkan hal yang besar sekalipun.
  3. Keadilan ⇨ Keadilan merupakan suatu hal yang penting karena dalam bisnis semua harus seimbang tidak ada yang lebih diistimewakan dan juga terlalu diremehkan. Dalam bisnis tidak bisa hanya berpegang teguh pada satu pihak saja misalnya dengan mendengarkan satu usulan saja dan usulan yang lain tidak didengarkan padahal hal itu salah. Seharusnya dalam bisnis bisa selalu menerapkan keadilan bagi seluruh anggota/karyawannya.
Ethical Decision-Making Framework (EDMF)
     Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan moral. Berikut ini adalah pertimbangan etika keputusan berdasarkan Ethical Decision-Making Framework (EDMF), yaitu:
  1. Kesejahteraan dan kesehatan (Well-offness and well-being) ⇾ Sejalan dengan teori: consequentialism, utilitarianism, dan teology yang didalamnya dijelaskan apabila keputusan diambil berdasarkan konsekuensi terbaik yang optimal yang dapat bermanfaat bagi semua orang. Tindakan yang diputuskan harus memikirkan kesejahteraan, kebaikan, serta moralitas yang tinggi demi tercapainya tujuan. Selain itu juga tindakan yang etis harus membawa kebaikan atau pengaruh yang baik bagi semua orang yang merasakannya.
  2. Menghormati hak stakeholders ⇾ Menghormati stakeholder yang sejalan dengan teori deontologi yang berarti sebuah bisnis harus menghormati seorang stakeholder dengan membero penghargaan, tidak hanya cukup dengan itu tetapi perusahaan harus selalu berlaku etis dan baik agar terus mendapat kepercayaan dari stakeholder yang merupakan sumber bertahannya suatu bisnis.
  3. Adil terhadap stakeholders ⇾ Berlaku adil terhadap stakeholder yaitu tidak membeda-bedakan seluruh stakeholder, karena mereka sudah memberikan kepercayaan kepada bisnis atau perusahaan. Maka dari itu perusahaan harus berlaku adil, tidak hanya mengunggulkan satu pihak agar suatu perusahaan bisa tetap bersaing dan bermutu tinggi serta akan tetap berdiri kokoh.
  4. Harapan terhadap perilaku baik tertentu atau moralitas tertentu ⇾ Suatu bisnis atau perusahaan harus memiliki perilaku yang baik serta didukung moral yang baik, karena apa semua orang bisa memilih dan melihat tidak hanya itu tetapi mereka bisa membandingkan baik atau buruknya satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Maka dari itu pengembangan perilaku baik serta moral yang baik sangat penting dilakukan bagi perusahaan agar bisa mendapat kepercayaan dari berbagai pihak.
     
     

Sumber: 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AA YKPN: Stakeholders Impact Analysis

Mengenal Tanri Abeng Si 'Manajer 1 Miliar' Memulai Bisnis dengan Menjual Pisang

AA YKPN: Makna Penyajian Informasi Secara Wajar